Suatu hari, seorang gadis merasa galau dalam hidupnya. Ia tidak tahu
apa yang menyebabkan ia merasa galau. Kegalauan itu menguasai dirinya
seharian penuh. Ia menjadi bingung, karena baru kali itu ia merasa diri
dikuasai kegalauan itu. Ia terus berusaha mencari penyebab kegalauan
yang timbul dalam hatinya.
Setelah lama merenung, gadis itu mendapatkan jawabannya. Selama ini,
ia selalu berusaha sendiri. Ia merasa kuat untuk bekerja sendiri. Ia
merasa bahwa apa yang dilakukan itu sudah benar. Tetapi sejatinya masih
ada yang kurang dalam pekerjaannya. Masih ada yang tertinggal yang belum
ia lengkapkan pada pekerjaannya.
Untuk itu, ia masuk ke dalam kamarnya. Di sana ia mengheningkan diri.
Ia berusaha untuk bertemu dengan Tuhan dalam suasana hening itu. Ia
memohon kepada Tuhan untuk melengkapi pekerjaannya. Ia berdoa, “Tuhan,
bantu saya menyempurnakan pekerjaan saya. Dengan demikian, saya
memperoleh ketenangan dalam hidup ini.”
Setelah berdoa dalam keheningan itu, ia melanjutkan pekerjaannya. Ia
merasa bahwa Tuhan ikut terlibat dalam pekerjaannya. Tuhan campur tangan
melalui rahmatNya. Tuhan tidak meninggalkan manusia bekerja sendirian.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, pekerjaannya itu pun selesai dengan
sukses.
Sahabat, banyak orang merasa cukup bekerja sendirian. Mereka merasa
bahwa tenaga dan pikiran mereka sendiri mampu membawa mereka pada
kesuksesan hidup. Karena itu, mereka tidak peduli terhadap bantuan orang
lain. Mereka merasa orang lain menjadi pengganggu dalam pekerjaan
mereka.
Kisah di atas mau mengungkap hal yang sebaliknya. Manusia tidak mampu
bekerja sendirian. Manusia membutuhkan bantuan orang lain. Bahkan
manusia membutuhkan rahmat demi rahmat dari Tuhan yang diimaninya. Gadis
dalam kisah di atas merasa ada yang kurang. Ia sudah berjuang untuk
meraih kesempurnaan dalam pekerjaannya, tetapi masih saya ada yang
kurang. Yang kurang itu kemudian disempurnakan oleh Yang Tak Kelihatan,
yaitu Tuhan. Tuhan menyentuhnya dengan rahmat demi rahmat, sehingga
pekerjaan gadis itu menjadi sempurna.
Ungkapan
‘melibatkan Tuhan’ dalam kehidupan kita sudah tidak asing lagi bagi
orang yang percaya. Melibatkan Tuhan dalam segala perkara. Melibatkan
Tuhan dalam kehidupan rumah tangga. Melibatkan Tuhan dalam pekerjaan
kita. Hal-hal ini mau mengatakan kepada kita bahwa kita manusia
terbatas. Kita tidak bisa melakukan segala-galanya sendirian. Kita butuh
bantuan dari Yang Tak Kelihatan bagi pekerjaan-pekerjaan kita.
Memang, Tuhan tidak bisa lihat dengan mata telanjang. Tetapi Tuhan
bekerja seperti garam yang larut dalam sayuran yang kita makan. Tuhan
bekerja diam-diam dan kita merasakan akibatnya. Untuk itu, yang
dibutuhkan dari kita adalah hati yang terbuka menerima rahmat demi
rahmat yang datang dari Tuhan. Dengan demikian, hidup kita menjadi
sungguh-sungguh indah.
Santo Paulus berkata, “Kita tahu sekarang, bahwa Tuhan turut bekerja
dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana
Tuhan” (Roma 8:28). Tuhan memberkati.