APA yang akan Anda lakukan saat Anda berada dalam masa-masa yang sulit? Anda putus asa? Anda mengambil jalan pintas dengan mengakhiri hidup Anda?
Beberapa waktu lalu terbetik
berita seorang ibu menggantung anak kandungnya sendiri. Situasi ekonomi
yang sulit menjadi penyebab perbuatan nekad ibu tersebut. Hidup ini
seolah-olah tidak punya arti apa-apa lagi. Ia putus asa menghadapi hidup
yang tidak menentu ini.
Tekanan hidup yang begitu besar
membuat ia mengambil jalan pintas. Seutas tali menjadi keputusan untuk
mengakhiri nyawa anaknya. Tentu saja tindakan ini bukan tindakan yang
terpuji. Tindakan mengenyahkan nyawa orang lain merupakan tindakan
melawan kehendak Tuhan. Yang dikehendaki Tuhan adalah manusia hidup
damai dan bahagia. Yang dikehendaki Tuhan adalah manusia memelihara
hidup dirinya dan sesamanya.
Sahabat, di masa-masa sukar
seperti sekarang ini banyak orang mengalami tekanan hidup yang sangat
berat. Banyak dari mereka yang mengalami frustrasi, kecewa dan putus
asa. Akibatnya, orang mengambil tindakan bodoh mendahului tindakan
Tuhan.
Orang kemudian tidak bisa
mengandalkan Tuhan. Mereka lari meninggalkan Tuhan. Bahkan mereka
menuduh Tuhan tidak peduli terhadap hidup mereka. Tentu saja hal ini
tidak mencerminkan hidup manusia sebagai ciptaan Tuhan. Bukankah Tuhan
tetap memberikan perlindungan bagi hidup manusia? Bukankah Tuhan tidak
pernah meninggalkan manusia berjuang sendirian?
Kondisi terpuruk karena
frustrasi, kecewa dan putus asa memudahkan orang untuk mengambil jalan
pintas. Orang mengikuti bisikan si jahat untuk mengambil jalan pintas
itu. Kehidupan yang damai hilang dari kehidupan ini. Orang tidak peduli
lagi terhadap nilai-nilai kehidupan yang semestinya diperjuangkan
terus-menerus. Akibatnya, mata orang menjadi gelap. Tidak ada lagi jalan
untuk menyelamatkan kehidupan.
Tentu saja orang beriman adalah
orang yang tegar dalam menghadapi kesulitan-kesulitan hidup. Mengapa
orang beriman mesti tegar? Karena orang beriman memiliki Tuhan yang
selalu menyertai perjalanan hidupnya. Seorang kudus mengatakan bahwa
segala perkara dapat ia tanggung di dalam Tuhan yang memberi kekuatan
kepadanya.
Inilah iman yang benar. Orang
yang punya iman yang benar selalu mengarahkan hidupnya kepada Tuhan.
Tuhan menjadi benteng hidupnya. Tuhan menjadi kekuatan bagi hidupnya.
Tidak ada kekuatan lain yang dapat mengalahkannya, karena kuasa Tuhan
tak tertandingi. Inilah iman yang mesti selalu dipegang teguh oleh orang
beriman.
Karena itu, berserah diri
menjadi satu-satunya cara untuk melepaskan diri dari rasa frustrasi,
kecewa dan putus asa. Mari kita tingkatkan hidup iman kita kepada Tuhan.
Kita move on dan move up untuk meninggalkan kesulitan-kesulitan hidup
di belakang kita. Dengan demikian, hidup ini menjadi suatu sukacita dan
damai. Tuhan memberkati.