Penjelasan panjang mengenai mengapa kita memakan Tubuh dan Darah
Tuhan Yesus, dan apa makna dari Ekaristi ini dapat dibaca di di artikel:
Sudahkah kita pahami Ekaristi, silakan klik.
Singkatnya, kita memakan Tubuh dan Darah Kristus karena Tuhan Yesus
sendiri memerintahkannya kepada kita, melalui para rasul-Nya. Tepatnya
demikianlah perkataan Yesus,
“Akulah roti hidup yang telah turun
dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan
Kuberikan untuk hidup dunia…… Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu
tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama
seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian
juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah
roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek
moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan
hidup selama-lamanya.” (Yoh 6:51-58)
Maka, sama seperti dalam kehidupan jasmani kita perlu makan
supaya kita tetap hidup, demikian kita perlu makanan rohani yaitu Yesus
sendiri, supaya kita dapat memperoleh hidup yang kekal. St. Thomas
Aquinas sangat terkenal dalam mengajarkan semboyan, “grace perfects nature”
yaitu bahwa rahmat Allah menyempurnakan kodrat manusia, maka kita kenal
juga bahwa dalam kehidupan spiritual, terdapat juga proses yang serupa
dengan kehidupan kodrati, yaitu: Kelahiran rohani dengan Pembaptisan, Kedewasaan
rohani dengan Penguatan, Makanan rohani dengan Ekaristi, Penyembuhan
rohani [dan jasmani] dengan Pengakuan dosa dan Pengurapan orang sakit/
Perminyakan, Perkawinan dan Tahbisan untuk memaknai panggilan hidup.
Berikut ini adalah beberapa hal penting yang disampaikan Yesus
berkenaan dengan apa maksud-Nya Ia memerintahkan kita agar makan dan
minum Tubuh dan Darah-Nya:
1. Yesus sendiri lahir di kota Betlehem, yang artinya adalah
“Rumah Roti” sejalan dengan identitas Diri-Nya sebagai “Roti Hidup” (Yoh
6:51). Maka pemberian roti manna kepada orang Israel di PL diperbaharui
dalam PB, dengan Roti Hidup, yaitu Ekaristi. Pada PL, roti manna
diberikan oleh Allah untuk menuntun bangsa Israel menuju Tanah
Perjanjian (Kanaan), sedangkan sekarang, Ekaristi diberikan kepada kita
umat Katolik, sebagai bangsa pilihan Allah yang baru, agar kita dapat
mencapai Tanah Perjanjian yang baru yaitu Surga.
2. Yesus sendiri membuat mukjizat pergandaan roti untuk
mempersiapkan umat terhadap pengajaran-Nya tentang Roti Hidup ini, dan
mukjizat pergandaan roti yang memberi makan lima ribu orang ini
merupakan salah satu mukjizat terbesar yang dicatat oleh ke-empat Injil
(Mat 14:13-21; Mrk 6:32-44; Luk 9:10-17; Yoh 6: 1-15). Persahabatannya
dengan para pengikut-Nya sering ditandai dengan makan bersama, mislanya
kisah Maria, Martha, Lazarus, bahkan Zakheus.
3. “Roti Hidup” merupakan salah satu pengajaran Yesus yang
terpenting dan tersulit, namun Yesus tetap mengajarkan-Nya meskipun pada
saat ia mengajarkan hal ini banyak pengikut-Nya meninggalkan Dia (Yoh
6:66). Yesus tidak mengganti ajaran ini dengan ajaran lain yang lebih
“mudah”, namun malah bertanya kepada para Rasul, “Apakah kamu mau pergi
juga?” (Yoh 6:67), yang dijawab Petrus dengan iman bahwa mereka tidak
akan berpaling dari Yesus.
4. Sebelum wafat-Nya Yesus berpesan kepada para murid-Nya untuk
melakukan perjamuan ini sebagai peringatan akan Diri-Nya dan karya
keselamatan Allah kepada manusia (Mat 26:20-29; Mrk 14:17-25; Luk
22:14-23; Yoh 13:21-30).
5. Sesudah kebangkitan-Nya, Ia menampakkan diri kepada dua
orang muridnya dalam perjalanan ke Emaus (Luk 24:13-35), dengan
menjelaskan isi Alkitab dan perjamuan Ekaristi. Kedua hal inilah yang
terdapat dalam Misa Kudus, yaitu liturgi Sabda dan liturgi Ekaristi.
6. Ekaristi (“memecah roti dan berdoa”) merupakan cara ibadah
para rasul dan jemaat pertama (lih. Kis 2:42). Rasul Paulus-pun
mengajarkan tentang Ekaristi ini (1 Kor 11: 23-29).
7. Bahwa sudah menjadi maksud Yesus untuk memberikan “Roti
Surga”/ “Manna yang baru” kepada umat-Nya, dan dengan demikian kita akan
tergabung dalam persekutuan dengan-Nya, sampai akhirnya kita bersatu
dengan sempurna dengan Dia di surga. Ia berkata, “Lihat,
Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang
mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya
dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.”
(Why 3:20).
Kita melakukannya karena Tuhan Yesus sendiri memerintahkan-Nya
kepada kita, dan ini pula-lah yang diterapkan oleh Gereja sejak awal.
Semoga kita semakin menyadari makna Ekaristi yang sangat dalam ini, dan
oleh karena itu mengambil bagian di dalamnya dengan rasa hormat dan
syukur. Selanjutnya, silakan membaca kedua artikel ini, yaitu mengapa
Ekaristi menjadi sumber dan puncak kehidupan kita, silakan klik, dan bagaimana mempersiapkan diri menyambut Ekaristi, silakan klik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar