“Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di
satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan
angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan
tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran
dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh
Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti
yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.”
Pendahuluan
Setelah Gereja merayakan hari Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga, maka satu peristiwa penting berikutnya yang kita nantikan adalah hari Pentakosta.
Setelah Gereja merayakan hari Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga, maka satu peristiwa penting berikutnya yang kita nantikan adalah hari Pentakosta.
Istilah “Pentakosta” adalah dari asal kata bahasa Yunani, yaitu
“pentekoste” yang artinya hari yang kelima puluh. Karena itu pelaksanaan
hari raya Pentakosta yang dirayakan gereja-gereja pada masa sekarang
adalah dihitung 50 hari sejak hari raya Paskah.
Hari Pentakosta mengandung tiga arti. Pertama (PL), hari Pentakosta
sebagai hari raya panen gandum, yang mengingatkan bahwa Allah telah
memberikan berkat yang berlimpah kepada umatNya. Sebagai bukti
pemeliharaan Allah kepada umat-Nya, di hari itulah umat bersyukur kepada
Allah. Kedua (PL): Pentakosta adalah hari yang dirayakan untuk
memperingati peristiwa turunnya Taurat yang diwahyukan oleh Allah kepada
Musa di gunung Sinai. Dan arti ketiga (PB): hari Pentakosta adalah hari
dicurahkannya Roh Kudus.
Umat Israel di Perjanjian Lama dan umat Kristiani di masa sekarang
ini, sama-sama mempersiapkan dan merayakan baik Paskah mau pun
Pentakosta secara khusus. Walaupun berbeda zaman, umat Israel Perjanjian
Lama dan umat Kristiani Perjanjian Baru memiliki kesamaan ‘teologis’
bahwa hari Pentakosta pada intinya adalah sebagai “pencurahan”
berkat-berkat Allah baik rohani mau pun jasmani bagi umatNya. Juga
sebagai tanda bahwa Allah terus hadir dan menyertai perjalanan hidup
umat yang dikasihiNya.
Pentakosta dalam Perjanjian Lama
Perayaan Pentakosta merujuk kepada beberapa hari penting dalam ibadah bangsa Israel, a.l:
- Hari raya 7 minggu. (Ul. 16: 9-10)
- Hari raya menuai. (Kel. 23: 16)
- Hari raya hulu hasil. (Bil. 28: 26)
Inti dari perayaan-perayaan tersebut adalah untuk memperingati
turunnya 10 perintah Tuhan, yaitu Taurat, kemudian juga untuk mengucap
syukur atas pemeliharaan Tuhan, berupa tersedianya gandum hasil usaha
mengolah ladang atau hasil panen. Jadi Pentakosta pada zaman Perjanjian
Lama mempunyai arti pencurahan berkat-berkat Allah dalam kehidupan
bangsa Israel, yaitu:
- Berkat rohani, yaitu Firman Allah, yang kita kenal sebagai Kitab Taurat.
- Berkat jasmani, yaitu tersedianya makanan hasil usaha mengolah ladang, antara lain berupa buah bungaran dan gandum.
Pentakosta dalam Perjanjian Baru
Dari uraian di atas, kita dapat melihat bahwa hari Pentakosta adalah
analogi dari kesinambungan dari karya keselamatan Allah yang telah
dinyatakan kepada umat Israel sejak zaman dahulu. Hanya perbedaannya,
keselamatan itu kini sudah hadir dan dinyatakan didalam Kristus, dan
terus dilanjutkan dengan dicurahkannya Roh Kudus untuk menyertai
kehidupan umatNya di sepanjang zaman.
Bagi umat Kristiani, Pentakosta atau peristiwa dicurahkannya Roh
Kudus, adalah juga sebagai penggenapan nubuat Allah melalui nabi Yoel.
(Yoel: 2: 28-32). Menurut Kamus Alkitab, Roh Kudus adalah sebagai
pelaksana kehendak Allah di bumi, Ia yang melanjutkan dan menerapkan
karya keselamatan Yesus.
Di dalam Roh Kudus, Kristus hadir untuk menyertai, memberi kekuatan
dan hikmat kepada umat yang percaya; sehingga umat percaya dimampukan
untuk hidup kudus dan bersaksi di tengah-tengah dunia ini. Sabda Yesus:
“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh
Kebenaran ….” (Yoh. 14: 16-17)
SIAPAKAH ROH KUDUS?
Roh Kudus adalah:
- Suatu pribadi Allah. (Mat. 28: 19; 1 Yoh. 5: 7)
- Roh Allah sendiri. (1 Ptr. 4: 14)
- Tuhan Yesus. (2 Kor. 3: 17-18)
- Roh Yesus. (Kis. 16: 6-7)
Fungsi/jabatan Roh Kudus
- Penolong. (Yoh. 14: 16
- Penghibur. (Yoh. 16: 7)
- Pemimpin. (Yoh. 16: 13)
- Pengajar. (Yoh. 14: 26)
Lambang Roh Kudus
- Seperti burung merpati. (Luk. 3: 22)
- Seperti tiupan angin. (Kis. 2: 2)
- Seperti lidah-lidah api. (Kis. 2:3)
- Seperti air. (Yoh. 7: 37-39)
PENTAKOSTA: MENGAPA ROH KUDUS DICURAHKAN?
Bagi kepentingan Gereja:
- Turunnya Roh Kudus atas gereja.
Hari Raya Pentakosta mengingatkan kita akan turunnya Roh Kudus yang
dijanjikan Yesus atas gereja yang masih muda, yaitu kepada sekelompok
murid Yesus bersama Bunda Maria, yang dengan tekun, sehati dalam doa
bersama di satu ruangan di Yerusalem.
- Menjadi komunitas orang percaya yang dipersatukan dan diperbaharui oleh Roh Kudus.
Pada saat itulah persekutuan umat percaya mulai terbentuk. Jadi
gereja Tuhan mulai hadir di atas muka bumi sejak pencurahan Roh Kudus
yang terjadi pada hari Pentakosta.
- Roh Kudus akan mengawal perjalanan gereja muda ini untuk memperluas
misi Kerajaan Allah dan untuk mempersatukan umat dari berbagai bangsa
dari seluruh dunia (bdk. Amanat Agung Yesus).
Ingat bahwa pada saat Pentakosta, di Yerusalem berdiam berbagai suku bangsa, dari Yahudi, Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Asia, dst.
Bagi kepentingan umat: Tuhan menganugerahkan dan mencurahkan Roh
Kudus agar umat percaya makin diteguhkan, dikuatkan dan dibimbing oleh
Roh Kudus di tengah-tengah dunia ini:
- Supaya kita jangan menjadi yatim piatu, karena ditinggalkan Yesus naik ke Surga, tetapi Dia akan datang kembali. (Yoh. 14: 18)
Banyak murid-murid berada dalam keadaan sedih dan ketakutan karena
saat Yesus wafat, mereka tidak punya pengharapan lagi. Dalam pikiran
mereka, Tuhan yang mereka andalkan malah mati. Tetapi sesuai dengan
janji Yesus sendiri bahwa Dia akan pergi kepada Bapa dan memberi kepada
kita seorang Penolong yang lain yaitu Roh Kudus.
- Supaya bisa hidup berkemenangan. (Kis. 1: 8; Mrk. 16: 17-18, Ef. 6: 12, 17-18).
Banyak juga umat pengikut Kristus hidup dalam keterpurukan
dikarenakan menghadapi kebuntuan dalam menghadapi berbagai masalah
kehidupan. Dengan dicurahkannya Roh Kudus, maka Yesus ingin agar kita
memiliki iman yang mengalirkan kuasa untuk menang.
- Supaya berani mewartakan Injil dan bersaksi tentang Kristus. (Kis. 4: 31, Kis. 8: 25)
Sebelum Yesus terangkat ke Surga, murid-murid (misalnya Petrus)
sering bersembunyi, menghindar atau bahkan melarikan diri. Tetapi ketika
Petrus mengalami pencurahan Roh Kudus, maka terjadi perubahan yang luar
biasa. Petrus menjadi berani memberitakan Injil bahkan menempuh segala
resikonya (diancam, dianiaya, dan dipenjara).
- Menjadikan umat yang diperbaharui. (Tit. 3: 5; Yoh. 4: 24)
Banyak orang beranggapan bahwa manusia tidak bisa diubah. Segala
sesuatu sudah dibentuk ‘dari sononya.’ Ini perbedaan yang mendasar
dengan umat beriman, bahwa di dalam Tuhan tidak ada yang tidak mungkin.
Kuncinya adalah percaya bahwa saat Roh Kudus bekerja dalam diri
seseorang, maka bisa terjadi perubahan-perubahan yang signifikan dalam
hidupnya. Misalnya,
- Dulu pemarah à sekarang jadi peramah
- Dulu penjahat à sekarang jadi penjahit
- Dulu senang segala yang berbau alkohol à sekarang jadi senang Alkitab
Banyak sekali kisah-kisah kesaksian orang yang diubahkan hidupnya
setelah mengalami Roh Kudus. Ada yang tadinya keras hati tidak percaya
Tuhan, hidup dalam kebencian, tidak mau mengampuni, terikat oleh dosa,
berpaling, kepada ilah-ilah lain, sekarang mereka diubah bahkan dipakai
Tuhan untuk memberitakan Injil.
- Membantu kita saat berdoa. (Rm. 8: 26)
Banyak orang yang salah tafsir, bahwa berdoa itu harus dengan untaian
kata-kata yang indah dan panjang serta sangat lengkap. Tuhan tahu
keterbatasan kita, bahwa tidak semua orang pandai berdoa. Tetapi dengan
hadirnya Roh Kudus, Ia membantu kita dalam kelemahan kita, dan menolong
kita untuk menyampaikan keluh kesah kita kepada Allah.
- Supaya hidup dapat saling mengampuni, tidak menyimpan kepahitan. (Kis. 7: 54-60).
Hidup di dalam komunitas kristiani dan saling melayani, tidak menjamin tidak timbul masalah dan konflik.
- Supaya menghasilkan buah Roh. (Gal. 5: 22-23)
Ukuran kedewasaan iman seseorang bukan diukur dari berapa usianya dan
berapa lama ia mengenal atau bekerja melayani Tuhan. Tetapi patokannya
adalah, apa yang dihasilkan orang tersebut saat sudah memiliki komitmen
ikut dan melayani Tuhan sekian lama. Apakah kasih, sukacita, damai
sejahtera dll, ada dan kentara dalam relasinya dengan sesama? Itulah
buah yang harus dihasilkan ketika seseorang berjalan sebagai murid Tuhan
Yesus.
Semoga dengan memahami makna Pentakosta, kita semakin memahami
maknanya, dan semakin dipersiapkan saat merayakannya kelak, untuk
menerima anugerah yang sama seperti yang diterima murid-murid Tuhan saat
mereka berkumpul di sebuah ruangan di Yerusalem, yaitu dicurahkannya
Roh Kudus dan karunia-karuniaNya atas kita semua.
Paus Yohanes XXIII dalam Konsili Vatikan II, mengajak seluruh umat
Katolik untuk berdoa, supaya Roh Kudus membarui Gereja. “Perbaharui ya
Tuhan, dalam masa kami ini, keajaiban-keajaiban-Mu seperti suatu
Pentakosta Baru.”
Beliau menghendaki agar kita semakin terbuka terhadap Roh
Kudus dan karunia- karuniaNya. Pencurahan Roh Kudus barulah tahap awal
yang membentuk kehidupan umat beriman. Di dalam perkembangan
selanjutnya, maka ciri-ciri orang yang mendapat karunia istimewa Roh
Kudus adalah bertumbuh menjadi rendah hati, memiliki kepedulian, dan
rela berkorban. Dengan karunia yang diberikan Tuhan tsb, mereka juga
senantiasa mau melayani Gereja dan umat dengan semangat pengabdian yang
tanpa pamrih, tunduk dan taat pada hierarki, serta senantiasa mau
memelihara kesatuan dan kerukunan dengan semua kelompok pelayanan mau
pun umat beriman dalam Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. (Vincentius Aris)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar